1. Penamaan Bulan Ini
Kata Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Abu ‘Amr ibn Al ‘Alaa
berkata, “Dinamakan bulan Muharram karena peperangan (jihad) diharamkan
pada bulan tersebut”; jika saja jihad yang disyariatkan lalu hukumnya
menjadi terlarang pada bulan tersebut maka hal ini bermakna
perbuatan-perbuatan yang secara asal telah dilarang oleh Allah Ta’ala
memiliki penekanan pengharaman untuk lebih dihindari secara khusus pada
bulan ini. Pada bulan ini Allah melarang umatnya untuk tidak melakukan
perbuatan yang dilarang-Nya. Seperti misalnya berperang, seperti yang
telah dilakukan oleh orang-orang kuraisy sebelum datangnya agama Islam.
2. Beberapa Keutamaan Bulan Muharram
a. Bulan Muharram Merupakan Salah Satu Diantara Bulan-Bulan Haram
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي
كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا
أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ
أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ
كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan
perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi
kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa.” (Q.S. at Taubah :36).
Pada ayat ini menerangkan kepada
kita bahwa setelah penciptaan langit dan bumi Allah menciptakan bulan
yang berjumlah 12 bulan yang mana bulan tersebut merupakan bulan tahun
Hijriah. Dalam bulan-bulan tersebut terdapat 4 bulan yang paling
istimewa diantara bulan yang lainnya, salah satunya adalah bulan
Muharram. Pada bulan Muharram Allah mengharamkan umat islam melakukan
perbuatan yang dilarang, (membunuh, berperang). Tetapi disana juga
menjelaskan bahwa orang muslim harus memerangi orang kafir yang selalu
mengajak kepada kehancuran. Yang dilakukan orang kafir, adalah bukan
karena ingin merampas harta seperti yang dilakukan sebelum datangnya
islam, merebut kekuasaan, balas dendam seperti yang telah dialami ketika
umat islam mengusir orang kafir untuk meninggalkan Makkah dan Madinah,
tetapi mereka menginginkan agama Islam hancur.
Salah seorang ahli
tafsir dari kalangan tabi’in yang bernama Qatadah bin Di’amah Sadusi
rahimahulloh menyatakan, “Amal sholeh lebih besar pahalanya jika
dikerjakan di bulan-bulan haram sebagaimana kezholiman di bulan-bulan
haram lebih besar dosanya dibandingkan dengan kezholiman yang dikerjakan
di bulan-bulan lain meskipun secara umum kezholiman adalah dosa yang
besar”.
Disinilah yang menjadi pokok pada bulan Muharram,
bahwa diharamkan umat-Nya melakukankan berperang atau membunuh pada
bulan-bulan istimewa tersebut, karena apabila melanggarnya, maka dosanya
akan dilipat gandakan dari bulan-bulan yang lain. Dengan adanya larang
tersebut berarti Allah juga akan memberikan pahala bagi umat-Nya yang
mengerjakan alaman seperti yang disunahkan.
Dalam hadis yang
diriwayatkan dari sahabat Abu Bakrah radhiyallohu anhu, Rasulullah
shallallohu ‘alaihi wasallam menjelaskan keempat bulan haram yang
dimaksud :
إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ
خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو
الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى
وَشَعْبَانَ
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya
semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua
belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan
berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan
yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada
Akhiroh dan Sya’ban.” [ HR. Bukhari (3197) dan Muslim(1679) ]
Para ulama bersepakat bahwa keempat bulan haram tersebut memiliki
keutamaan dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain selain Ramadhan,
namun demikian mereka berbeda pendapat, bulan apakah yang paling afdhal
diantara keempat bulan haram yang ada? Imam Hasan Al Bashri
rahimahulloh dan beberapa ulama lainnya berkata, “Sesungguhnya Allah
telah memulai waktu yang setahun dengan bulan haram (Muharram) lalu
menutupnya juga dengan bulan haram (Dzulhijjah) dan tidak ada bulan
dalam setahun setelah bulan Ramadhan yang lebih agung di sisi Allah
melebihi bulan Muharram”.
b. Bulan Muharram disifatkan sebagai Bulan Allah
Kedua belas bulan yang ada adalah makhluk ciptaan Allah, akan tetapi
bulan Muharram meraih keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang
disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah).
Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah
(yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat
fardhu adalah shalat malam”. [H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu
Hurairah radhiyallohu anhu]
Hadits ini mengindikasikan adanya
keutamaan khusus yang dimiliki bulan Muharram karena disandarkan kepada
lafzhul Jalalah (lafazh Allah). Para Ulama telah menerangkan bahwa
ketika suatu makhluk disandarkan pada lafzhul Jalalah maka itu
mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan) terhadap makhluk tersebut,
sebagaimana istilah baitullah (rumah Allah) bagi mesjid atau lebih
khusus Ka’bah dan naqatullah (unta Allah) istilah bagi unta nabi Sholeh
‘alaihis salam dan lain sebagainya.
Al Hafizh Abul Fadhl Al
‘Iraqy rahimahulloh menjelaskan, “Apa hikmah dari penamaan Muharram
sebagai syahrulloh (bulan Allah) sementara seluruh bulan milik Allah?
Mungkin dijawab bahwa hal itu dikarenakan bulan Muharram termasuk
diantara bulan-bulan haram yang Allah diharamkan padanya berperang,
disamping itu bulan Muharram adalah bulan perdana dalam setahun maka
disandarkan padanya lafzhul Jalalah (lafazh Allah) sebagai bentuk
pengkhususan baginya dan tidak ada bulan lain yang Nabi Muhammad
shallallohu alaihi wasallam sandarkan kepadanya lafzhul Jalalah
melainkan bulan Muharram”
As Suyuthi mengatakan: Dinamakan
syahrullah – sementara bulan yang lain tak mendapat gelar ini – karena
nama bulan ini “Al Muharram” nama nama islami. Berbeda dgn bulan-bulan
lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara
dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dgn nama : Shafar
Awwal. Kemudian ketika islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dgn Al
Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya
(Syahrullah). Bulan ini juga sering dinamakan: Syahrullah Al
Asham (Bulan Allah yang Sunyi). Dinamakan demikian, karena sangat
terhormatnya bulan ini. Karena itu, tak boleh ada sedikitpun riak
& konflik di bulan ini.
Wallahu a'lam bish showaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar